Kamis, 23 Agustus 2012

Diposting oleh tekhnik komputer

Prancis Persiapkan Zona Larangan Terbang di Suriah?

Khairisa Ferida
Jum'at, 24 Agustus 2012 09:24 wib
Kekerasan di Suriah (Foto: Trust)
Kekerasan di Suriah (Foto: Trust)
PARIS - Sebagai wujud dukungan terhadap oposisi Suriah, Prancis dikabarkan tengah mempertimbangkan diberlakukannya zona larangan terbang parsial atas negara itu. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan tekanan terhadap rezim Bashar al-Assad.

Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengisyaratkan zona larangan terbang akan diberlakukan antara perbatasan Turki dengan kota Aleppo. Seperti diketahui dalam beberapa bulan terakhir pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi terjadi di Aleppo yang merupakan kota kedua terbesar di Suriah.

"Gagasan tentang zona larangan terbang di atas wilayah tertentu seperti yang sebelumnya diusulkan Menlu AS Hillary Clinton harus dicermati," ujar Menhan Prancis Le Drian seperti dilansir Russian Today, Jumat (24/8/2012).

Untuk kesekian kalinya Le Drian pun menekankan bahwa krisis Suriah tidak akan pernah terselesaikan jika Presiden Assad tidak menyerahkan kekuasaannya.

Kendati pihak oposisi dikabarkan terpecah belah dalam bertempur melawan pasukan Assad namun ditegaskan Le Drian, Prancis mendukung sepenuhnya pergerakan pasukan anti-pemerintah Suriah.

"Kami meningkatkan upaya kami untuk mendukung oposisi Suriah yang kuat agar dapat mengambil kendali atas negaranya dan pada akhirnya dapat menghormati seluruh rakyat Suriah," tutur Le Drian.

Namun, dalam kesempatan yang sama Le Drian juga menyiratkan bahwa Prancis tidak akan masuk ke Suriah tanpa adanya mandat PBB.

Pernyataan ini muncul setelah Menlu Clinton pada awal Agustus lalu menyatakan bahwa zona larangan adalah salah satu opsi dalam menyelesaikan krisis yang tengah berlangsung.

Pemberlakukan zona larangan terbang oleh Barat ini disinyalir akan mendapat tantangan besar dari Rusia mengingat Negeri Beruang Merah selama ini menentang setiap aksi militer atas sekutunya. Moskow pun tak henti menyerukan solusi damai dan dialog lebih lanjut demi mengakhiri konflik di Suriah.

Kabar terakhir menyebutkan, Moskow setuju untuk bekerja sama dengan Damaskus guna memastikan bahwa gudang senjata kimia tetap berada di bawah kontrol yang kuat. Suriah pun dikabarkan berjanji tidak akan menggunakan atau merelokasi senjata tersebut.(rhs)

0 komentar: